Diposkan pada Akhlak dan Nasehat, My Diary

Semoga Lekas Pulih

cepat pulih

Beberapa tahun yang lalu aku pernah menulis kisah tentang seorang wanita yang Allah pilih dan akhirnya berhijrah. Dari yang tidak berjilbab menjadi berjilbab syar’i, dari yang kerja kantoran akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga fokus mendidik anak-anaknya dan memberikan pelayanan terbaik kepada suami. Saat menuliskannya dulu, aku menuliskannya dengan penuh kegembiraan dan hati bahagia.

Lanjutkan membaca “Semoga Lekas Pulih”

Diposkan pada Akhlak dan Nasehat

Dahsyatnya Sakit Dihianati

brokenheart

Seorang wanita seperti saya, yang belum menikah, belum memiliki anak dan sedikit cuek, ketika (dulu) mendapati seorang wanita merasa begitu sakit hati karena dihianati suami, maka saya akan menilainya berlebihan. Saya selalu berfikir sederhana, bahwa kekecewaan pada manusia pasti akan selalu ada. Jika bentuk kesalahannya sangat besar, maka gampang saja, tinggalkan, begitu solusi saya.

Lanjutkan membaca “Dahsyatnya Sakit Dihianati”

Diposkan pada Akhlak dan Nasehat

Ajari Aku Bijaksana

SONY DSC

Aku adalah isterimu, semua orang tahu.
Kita menikah dan berikrar akan selalu bersama dan setia.
Aku dan kamu di awal ibarat sebuah bibit yang belum tumbuh dan berbuah.
Bersama kita memelihara bibit itu, menyiram, menyemai, memberi pupuk.
Semua kita lakukan dengan bahagia karena dibungkus oleh cinta.

Lanjutkan membaca “Ajari Aku Bijaksana”

Diposkan pada Akhlak dan Nasehat

Peluk dan Cium Ukhuwah

ukhuwah

Entah bagaimana aku menjelaskan rasa ini. Ini terasa berbeda dari biasanya, sepertinya. Ada banyak rasa yang bercampur jadi satu dalam tiap pelukan dan ciuman sore ini. Di dalamnya kutemukan cinta, rindu, haru, sedih, terima kasih, sayang, bangga, ah sungguh sulit diungkap lewat kata.

Lanjutkan membaca “Peluk dan Cium Ukhuwah”

Diposkan pada Akhlak dan Nasehat, My Diary

Untuk Kau Yang Telah Jujur

langit-allah_642_l

Hai kau, kau yang telah jujur sejak awal.

Terima kasih karena telah menceritakan kepahitanmu yang paling pahit pada perempuan itu meski kau tahu akhir yang harus kau tanggung.

Dan yah, itulah yang harus kau rasakan saat ini, sebuah keputusan berat dari perempuan itu.

Lanjutkan membaca “Untuk Kau Yang Telah Jujur”

Diposkan pada Cerpen

Masa Lalu

Wanita di hadapanku lagi-lagi menatapku tajam. Kali ini aku terdiam tak bisa membantah. Mulutku urung mengeluarkan pembelaan dan teori-teori seperti biasa. Aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa saat ini. Ini sudah upaya keenam wanita itu. Sungguh, aku takut kualat jika kali ini tetap menolak permintaannya yang kini terdengar seperti sebuah permohonan.

Lanjutkan membaca “Masa Lalu”

Diposkan pada Cerpen

Kamar VIP 101

menunggu

Rian berjalan memasuki sebuah rumah sakit dengan langkah tegap. Jas putih kebanggaannya sudah melekat rapi di tubuhnya yang proporsional. Sesekali ia memegangi gagang kacamatanya sembari tersenyum ramah kepada siapa saja yang ia temui.

Lanjutkan membaca “Kamar VIP 101”