Diposkan pada Akhlak dan Nasehat

Jangan Takut Tak Bertemu Jodoh

Tahu kah kalian, di dunia ini banyak sekali orang yang penakut. Dan hanya segelintir orang yang pemberani. Siapakah orang penakut itu? Orang penakut adalah seseorang yang sudah tahu bahwa jodohnya tidak akan kabur direbut orang lain tapi tetap saja melakukan kemaksiatan dengan berpacaran. Sementara orang yang pemberani adalah mereka yang berani melamar dan berani jika ditolak.

Jodoh, satu hal yang pasti. Ia sama dengan reseki juga sama dengan kematian. Tahukah apa itu pasti? Pasti adalah seseuatu yang akan dan tidak akan tidak akan. Jadi intinya, ketika Allah telah menuliskan jodoh kita jauh sebelum kita lahir itu berarti kita akan betemu dengannya. Nah, jika sudah demikian adanya mengapa kita harus begitu takut tidak akan bertemu dengan si jodoh? Mengapa kita harus berlelah-lelah dalam bermaksiat untuk bertemu jodoh jika ternyata tanpa itu kita tetap akan bertemu dengan dia?

Tapi, bagaiman bisa aku bertemu dengan jodohku jika aku tidak berpacaran atau menjalin hubungan dengan seseorang terlebih dulu? Ah, pertanyaan klise. Padaha jawabannya sudah jelas. Seseorang tetap akan bertemu jodohnya meski ia tidak pacaran. Tidakkah kita melihat sudah berapa banyak akhwat dan ikhwan menikah dan berkeluarga tanpa harus melewati proses yang namanya pacaran? Apakah hal tersebut belum cukup untuk mengatupkan mulut kita dari mengeluarkan alasan-alasan tidak masuk akal?

Baiklah, akan kuceritakan sebuah kisah pertemuan dua orang yang akhirnya menikah. Mereka berjodoh tanpa harus berpacaran sebelumnya atau apapun nama lain dari hubungan antar lawan jenis sebelum pernikahan.

Sebut saja namanya Anti *Ah ini mah saya. Baiklah kita sebut saja namanya Dede *minjam nama adik yang menceritakan kisah ini. Dede adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus Yogyakarta. Pada suatu hari ia bertemu dengan seorang mahasiswa asal Bandung yang kebetulan sedang menghadiri sebuah seminar di Kota Pelajar tersebut. Perkenalan mereka begitu singkat, hanya sebatas saling tahu nama lalu bubar jalan, sibuk dengan urusan masing-masing.

Waktu berlalu. Suatu hari, gantian Dede yang mengunjungi kota Bandung untuk sebuah acara. Saat selesai, ia pergi ke sebuah masjid kampus tempat acara itu terselenggara. Setelah shalat ia duduk-duduk sebentar di teras masjid, tidak lama seorang laki-laki menghampiri dan menegurnya. Laki-laki itu mengenal Dede sementara Dede tidak mengenalnya. Laki-laki itu lantas berkata kalau mereka pernah bertemu di Jogja, di sebuah seminar. Saat mendengar keterangan laki-laki itu, Dede baru mengingat. Ternyata laki-laki itu adalah laki-laki yang dulu mengajaknya berkenalan di Jogja.

Waktu lagi-lagi berlalu. Baik Dede maupun laki-laki itu sibuk dengan urusan masing-masing di kota masing-masing pula. Tak ada komunikasi sedikit pun sampai akhirnya laki-laki itu menyadari bahwa ternyata dia dan Dede sudah berteman di facebook.

Setelah cukup lama mengamati Dede lewat dunia maya, akhirnya laki-laki itu memberanikan diri melamar Dede. Sebelumnya laki-laki itu meminta persetujuan dan doa restu orangtuanya. Orangtuanya pun menyetujui setelah si laki-laki bercerita bahwa Dede adalah wanita yang shalehah, insya Allah.

Datanglah si laki-laki dan kedua orangtuanya ke rumah orangtua Dede. Sebelumnya si laki-laki meminta izin kepada Dede untuk datang melamar. Saat itu Dede hanya mengatakan; Silakan datang. Pintu rumah saya terbuka untuk siapa saja.

Singkat cerita, Dede menerima lamaran laki-laki itu dan selang beberapa bulan mereka pun menikah tanpa melewati proses pacaran. Nah sampai di sini, masihkah kaian ragu? Jika ya, akan kuceritakan satu kisah lagi. Kisah pertemuan yang satu ini lebih singkat dari kisah sebelumnya.

Jadi, ada seorang laki-laki yang sedang mencari calon isteri yang shalehah. Pada suatu hari, di sebuah kereta, laki-laki ini bersin kemudian mengucapkan hamdalah. Tiba-tiba terdengar balasan seorang wanita; Yarhamukallah, dari gerbong sebelah. Cepat-cepat laki-laki ini menghampiri wanita tersebut. Ia berasumsi bahwa wanita tersebut insya Allah adalah wanita yang baik agamanya, wanita yang selama ini ia cari-cari.

Saat tiba di gerbong sebelah ia langsung menghampiri wanita yang tadi menjawab hamdalahnya. Laki-laki itu langsung bertanya apakah sang wanita telah berkeluarga atau belum. Dan ketika ia tahu bahwa wanita tersebut belum menikah, maka sang laki-laki saat itu juga mengutarakan niatnya untuk menikahi wanita itu.

Singkatnya, dia akhirnya menikah dengan wanita ‘gerbong sebelah’. Tak ada cerita mereka pernah bertemu sebelum pertemuan mereka di kereta, apatah lagi cerita kalau mereka berpacaran sebelum menikah. Yang ada adalah mereka bertemu untuk pertama kalinya dan saat itu pula si laki-laki mengutarakan niatnya melamar si wanita.

Subhanallah, bukankah Allah telah menuliskan, menetapkan, dan menjanjikan? Bukankah Allah satu-satunya zat yang tidak akan pernah mengingakari janji? Lalu jika benar begitu, maka apa lagi yang kalian takutkan? Bahkan bukan hanya nama jodoh kita yang telah Allah tuliskan, tapi juga bagaimana nanti kita bertemu dengannya ^_^

_Nurhudayanti Saleh_ (Jogja, 11 Februari 2014)

4 tanggapan untuk “Jangan Takut Tak Bertemu Jodoh

  1. Assalamualaikum. Ka aku akhwat usia 22thn. Sampai detik ini belum pernah yang namanya pacaran, pernah dekat dengan beberapa lelaki , tapi tdk pernah sampai pacaran. Aku kadang suka merasa takut juga, takut tidak ketemu jodoh, takut jodoh nya lama. Padahal teman-temanku satu persatu sudah menikah. Dari keluarga juga sudah nyindir2 masalah itu. Aku juga bukan pribadi yg menutup diri terhadap lawan jenis. Jujur aku merasa resah bgt, dan kaya beban gitu Ka. Aku harus bersikap gimana ya sebaiknya?

    Suka

    1. Maaf banget dek Yulia baru balas.

      Kuncinya ada di diri kita kok. Kalau kita yakin dengan takdir Allah, dengan apa yang Dia tetapkan hari ini, masih sendiri misalnya, adalah sebuah kebaikan dan pasti memang baik karena diperoleh dari Sang Maha Baik, insyaallah rasa galau dan resah akan hilang dengan sendirinya 😊

      Suka

Tinggalkan komentar