Jaman sekarang siapa sih yang tidak kenal dengan istilah ta’aruf. Dulu, istilah ini hanya populer di kalangan orang-orang yang rajin ikut kajian, namun belakangan istilah ini sudah terkenal dari kalangan anak ABG sampai kalangan selebriti, sampai-sampai makna ta’aruf sudah melenceng jauh dari seharusnya > pokoknya kalau antara laki-laki dan wanita saling mengenal lebih jauh tapi tidak pacaran, disebutnya ta’aruf, fiuf…*geleng-geleng kepala.
Tag: ta’aruf
Buah Kesabaran, Jodoh.
Pernikahan masih menjadi dambaan bagi setiap insan yang belum menemukan pasangan. Di luar sana banyak dari saudari kita yang terlihat begitu mudah dalam menemukan pasangan hidupnya, namun tidak sidikit pula yang melalui jalan berliku dan belum sampai pada ujung pencarian itu hingga hari ini.
Hari Penentuan
1 minggu itu 7 hari kan? Kenapa aku merasa 1 minggu itu ada 27 hari? Padahal biasanya 1 minggu terasa sehari. Hari ahad isi halaqah, eh tahu-tahu besok sudah ahad lagi, sudah isi halaqah lagi. Rasanya benar-benar hanya sehari. Tapi beda dengan yang ini. Setiap hari aku memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Hari senin aku berfikir proses ini mungkin akan berlanjut tanpa hambatan berarti. Hari selasa, aku berfikir mungkin akan lanjut dengan sedikit kerikil-kerikil ujian. Hari rabu, aku berfikir akan berlanjut namun dengan proses yang akan sangat sulit dan panjang. Tiba hari kamis aku berfikir proses ini tidak akan berlanjut dan hanya akan sampai di sini. Pikiran itu bertahan hingga ke hari ahad, sehari sebelum penentuan.
My First Time – Nadzhar
Akhirnya hari ini tiba juga, hari yang membuatku belakangan ini banyak bercermin memperhatikan jerawat yang tak mau hilang atau sekedar melihat bawah mata yang masih kehitaman karena sering begadang untuk menulis beberapa halaman.
Percakapan G & A – Ta’aruf
Gue: Lu tahu kan istilah ta’aruf?
Aku: Tau lah. Kan aku udah pernah.
Gue: Lu udah pernah ta’aruf? Tapi kok belum nikah juga? Atau on proses?
Behind The Scene Walimah Adik Nung
Bismilllah.
Alhamdulillah Allah masih memberikan sehat untuk menuliskan catatan ini setelah melewati hari penuh penat, lelah, dan tentu saja bahagia. Sejak hari senin tanggal 11 Juli sampai tanggal 15 Juli kemarin rumah sangat ramai dikunjungi keluarga dan tetangga dalam rangka membantu melancarkan walimah adik saya, Nur a.k.a. Isti, maklum di kampung belum ada catering (sependek yang saya tahu) jadi masakan hari H masih dikerjakan keroyokan 😀
Jangan Persempit Rahmat Allah
Jangan persempit Rahmat Allah, kalimat ini sukses membuat saya sangat tertarik. Rangkaian kata ini terselip di antara halaman sebuah buku, buku yang berjudul ‘Aktivis Dakwah Kampus’. Meski judulnya mengkhususkan para aktivis dakwah kampus, namun pada hakikatnya setiap kita adalah seorang aktivis dakwah di manapun kita berada, sehinga buku ini cocok untuk siapa saja dan dari kalangan mana saja.