Diposkan pada Akhlak dan Nasehat, Cerpen, Sosok

Nenek, Semoga Sehat Sampai Aku Menikah

nenek, semoga sehat sampai aku menikah

Tak ada yang bisa memungkiri bahwa keluarga adalah hal pertama yang terlintas di dalam kepala ketika kita bicara tentang cinta. Dari sanalah seseorang belajar arti cinta yang sesungguhnya dan mengenal cinta untuk pertama kalinya, terlebih cinta seorang ibu kepada anak-anaknya.

Lanjutkan membaca “Nenek, Semoga Sehat Sampai Aku Menikah”

Diposkan pada Cerpen

Masa Lalu

Wanita di hadapanku lagi-lagi menatapku tajam. Kali ini aku terdiam tak bisa membantah. Mulutku urung mengeluarkan pembelaan dan teori-teori seperti biasa. Aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa saat ini. Ini sudah upaya keenam wanita itu. Sungguh, aku takut kualat jika kali ini tetap menolak permintaannya yang kini terdengar seperti sebuah permohonan.

Lanjutkan membaca “Masa Lalu”

Diposkan pada Cerpen

Pertemuan

pertemuan

Dari sekian banyak wanita yang duduk dan lalu lalang sejak tadi, tak ada satupun yang menarik perhatian Adam. Semua wanita terlihat sama di matanya, sama-sama berpakaian masa kini dengan dandanan ala artis Korea. Cantik. Adam bergumam. Ia tidak menyangkal hal itu. Sebagai pria normal ia tentu menyukai kecantikan yang sudah menjadi hak paten setiap wanita. Tapi baginya cantik belum cukup untuk membuatnya tertarik.

Lanjutkan membaca “Pertemuan”

Diposkan pada Cerpen

Kamar VIP 101

menunggu

Rian berjalan memasuki sebuah rumah sakit dengan langkah tegap. Jas putih kebanggaannya sudah melekat rapi di tubuhnya yang proporsional. Sesekali ia memegangi gagang kacamatanya sembari tersenyum ramah kepada siapa saja yang ia temui.

Lanjutkan membaca “Kamar VIP 101”

Diposkan pada Cerpen

Rinjani, Selamat Tinggal

rinjani

“Ada yang bisa kami bantu Bu?”

Seorang wanita usia 20 tahunan menyapaku dengan ramah. Aku menatapnya sembari tersenyum. Garis-garis wajahku tertarik ke kanan dan kiri pipiku menciptakan keriput berlapis-lapis di sana.

Lanjutkan membaca “Rinjani, Selamat Tinggal”

Diposkan pada Akhlak dan Nasehat, Cerpen

Aku Membenci Laki-laki Itu

aku-membenci-laki-laki-itu

Aku membenci laki-laki itu. Laki-laki berkulit gelap itu. Ia selalu diam-diam menatapku. Aku tidak suka dengan tatapan itu. Tatapan yang membuatku marah sekaligus takut. Entah sejak kapan tatapan itu berubah makna. Sepertinya semenjak wanita itu diterima bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik besar. Ia selalu pergi pagi, pulang sore. Atau pergi sore, pulang pagi.

Lanjutkan membaca “Aku Membenci Laki-laki Itu”

Diposkan pada Cerpen

Sang Pemimpi – Ini Bukan Mimpi

cinta yang nyaman

Aku berdiri menantinya dengan sebuah buku di tangan. Kami berjanji akan bertemu di sini, hari ini. Kubuka buku yang baru saja kutarik dari rak yang berdiri kokoh di depanku. Begitu banyak pilihan buku, tapi hatiku menjatuhkan pilihan pada yang kugenggam kini, sebuah buku yang akan mengajarkanku cara menarik hati orang lain.

Lanjutkan membaca “Sang Pemimpi – Ini Bukan Mimpi”