Diposkan pada My Diary

CNK (Catatan Ngisi Kajian) – Keempat

Jogja, 14 Desember 2013

Hai, ini udah minggu keempat saya mengisi kajian di UPN (Universitas Pembangunan Nasional) Yogyakarta. Benar-benar tidak terasa, sudah satu bulan lamanya saya berinteraksi dengan adik-adik manis yang semuanya baru pertama kali aku temui.

Hem, kesannya tentu luar biasa. Ini kali pertama saya mengisi sebuah kajian secara rutin. Biasanya hanya sesekali, ketika ada momen tertentu seperti pesantren kilat yang diadakan anak-anak SMA. Dari mengisi kajian ini, saya banyak mendapat pelajaran terutama pelajaran tentang mengenal dan memahami setiap karakter yang berlainan pada setiap adik-adik yang saya temui.

Dari sini pula, saya menguji diri saya sendiri, seberapa besar pengaruh saya sebagai pemateri kajian dan sesukses apa metode yang saya gunakan sehingga adik-adik UPN terus rindu ingin menghandiri kajian di setiap jumat siang. Dan sampai hari ini, saya merasa adi-adik UPN sudah cukup tertarik untuk selalu datang, meski masih seperti sebuah stasiun kereta api, ada yang datang dan ada yang pergi, yang datang minggu lalu belum tentu datang minggu ini, dan yang datang minggu ini belum tentu akan datang minggu depan. Hanya ada beberapa adik yang selalu dan setia hadir, ibarat stasiun, mereka adalah penjaga loket tiket kereta api 😀

Nah, seperti hari ini hanya ada lima orang adik UPN yang menyempatkan hadir kajian. Ada Dede, Maitis, Ayu, Husna, dan Gita. Dua nama terakhir yang saya tuliskan adalah dua adik UPN yang baru pertama kali mengikuti kajian jumat yang saya bawakan. Pada Gita, wanita berkerudung modis itu, saya sempat bertanya tentang siapa yang menyarankannya ikut kajian jumat?

Inisiatif diri sendiri Mbak. Ya, karena pengin belajar agama lebih dalam lagi.

Saya tersenyum. Dalam hati saya merasa senang. Paling tidak, Gita datang bukan karena faktor paksaan. Karena jika ia datang dengan faktor yang satu itu, maka untuk mempertahankannya agar tetap aktif kajian, akan lebih berat, lebih banyak tenaga dan usaha yang diperlukan. Hem, tapi sebenarnya apapun alasan di balik kedatangan adik-adik UPN, tidak harus menjadi masalah bagi seorang daiyah. Karena sebesar apapun usaha seseorang dalam mengajak kebaikan, maka Allah akan mengganjar mereka dengan pahala yang sama besarnya.

Hari ini, saya mencoba mengangkat sebuah hadist, yaitu: … jika kalian tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu.

Malu merupakan akhlak yang diwariskan oleh nabi-nabi terdahulu. Malu merupakan akhlak yang terpuji, merupakkan fitrah manusia, dan malu juga sebagian dari keimanan seseorang. Tak ada yang ia datangkan kecuali kebaikan.

Itulah poin penting yang coba saya bahas siang ini. Dengan segenap ilmu yang telah saya dapatkan dari tarbiyah, dari kajian-kajian lepas, dan dari bacaan, saya mencoba menerangkan maksud hadits tersebut. Mencoba memahamkan yang belum paham dan mencoba semakin memahamkan yang sudah paham. Penjelasan tema malu tidak memakan waktu lama, karenanya adik-adik UPN memiliki waktu bertanya lebih lama dibanding kajian-kajian sebelumnya.

Satu-persatu mereka mulai bertanya. Kebanyakan pertanyaan mereka adalah pertanyan lepas, tidak berhubungan dengan tema yang saya bawakan. Memang, di sesi pertanyaan ini, saya tidak mematok pertanyaan harus sesuai tema. Mereka boleh bertanya tentang apa saja dan saya pun akan mencoba menjawab sebisanya, berusaha untuk memberikan jalan keluar pada setiap masalah yang tengah mereka hadapi.

Di akhir kajian hari ini, ada satu hal yang membuatku tak kalah gembira. Setelah minggu lalu Ayu bertanya tentang batasan jilbab syar’i, hari ini gadis manis itu membeli sepasang gamis dan jilbab besar yang rencana segera akan ia kenakan.  Barakallah, setelah Dede, insya Allah Ayu akan menyusul ‘hijrah’. Dan saya berharap, adik-adik yang lain juga akan segera menyusul mengenakan jilbab syar’i, jilbab yang disyariatkan oleh Allah ^_^

*Petikan kalimat hikmah hari ini: Tugas kita adalah menyampaikan kebenaran. Tentang hasil, murni hak Allah. Karena itu jangan lelah berdakwah.

 

_Nurhudayanti Saleh_  

Satu tanggapan untuk “CNK (Catatan Ngisi Kajian) – Keempat

Tinggalkan komentar